Iriana Gaidamachuk, membunuh banyak lansia demi membeli Vodka

Iriana Gaidamach

Pada Tahun 2000-an pernah terjadi kasus pebunuhan berantai dengan korbannya rata-rata adalah para wanita lansia/ pensiunan, korban dibunuh dan uang simpanannya dirampok. Teror pembantaian itu terjad selama 8 tahun di beberapa kota di wilayah ural. Tidak ada yang menyangka apabila akhirnya diketahu bahwa pembunuhnya adalah seorang ibu rumah tangga dengan dua anak.

Irina Viktorovna Gaidamachuk lahir di kota Nyagan, Rusia pada tahun 1972. Ia telah menjadi seorang pecandu alcohol sejak masih kecil dan karena alasan itu orang tuanya kehilangan kendali atas anaknya itu. Pada tahun 1990-an, Ia pindah ke Kranoisfismk dimana disana ia bertemu dengan suaminya, Yuri yang dengannya ia memiliki dua orang anak.

Pada Juni 2002, serangkaian pembunuhan mengerikan dimulai di kota kecil Krasnoufimsk yang kemudian menyebar ke seluruh wilayah Sverdlovsk. Korban pertamanya adalah seorang wanita tua, yang meninggal setelah kepalanya dipukul oleh benda tumpul. dan tidak lama berselang korban selanjutnya muncul, seorang pensiunan dari kota lain yang dibunuh dengan cara yang sama.

Olah TKP

Kali ini penyelidik menemukan bahwa pelaku lebih suka memberi nomor pada korban nya, ia menulis nomor setiap korbannya di dinding pintu masuk rumah mereka. Korban-korbannya sendiri adalah para lansia atau pensiunan dengan korban termuda berusia 61 tahun dan yang tertua berusia 89 tahun, mereka dibunuh dengan cara yang kejam dan ditemukan dengan tengkorak yang dihancurkan.

Investigasi bermasalah dengan jenis kelamin pelaku, kemungkinan bahwa pelaku pembunuh adalah seorang wanita tidak dipertimbangkan sampai seorang korban selamat. Namun setelah kasus yang terjadi di tahun 2005, penyelidik mulai meyakini bahwa pelaku adalah pria yang menyamar dengan menggunakan pakaian wanita. Meskipun salah satu saksi memberi tahu mereka bahwa pelakunya adalah seorang wanita, dan selama hampir 7 tahun penyelidikan polisi terus menganggap bahwa mungkin pembunuhnya adalah seorang pria. Hal tersebut disebabkan polisi menganggap tidak mungkin seorang wanita bisa membantai dengan cara yang begitu kejam.

Pekerja sosial

Iriana melakukan aksinya dengan berpura-pura sebagai pekerja sosial untuk mendapatkan akses ke rumah para korbannya. Sebelumnya ia mengawasi calon korbannya selama beberapa hari untuk mengetahui kapan mereka meninggalkan rumah, kemana mereka pergi, dan apakah mereka dikunjungi oleh kerabatnya. Setelah Infromasi terkumpul, ia mengetuk pintu rumah korban, mengatakan bahwa dirinya adalah seorang pekerja sosial. Ketika para korban membiarkan wanita berpakaian rapi itu masuk, ia kemudian melakukan aksinya, membunuh mereka menggunakan kapak atau palu, menghancurkan kepala korbannya sampai mereka mati.

Ia kemudian menggeledah isi rumah korbannya untuk mendapatkan uang atau apapun yang bisa ia jual. Saat menggeledah rumah para korbannya ia membuat agar tempat kejadian terlihat seperti perampokan, ia terkadang bahkan menyalakan api, sebelum kabur dengan uang hasil curiannya. Dalam beberapa kasus, ia berusaha menutupi jejaknya dengan membakar rumah korban, meninggalkan setrika atau membuka keran gas dalam upaya memperoleh perhatian para tetangga korban.

Investigasi berjalan selama bertahun-tahun dan lebih dari 3.000 orang diinterogasi sebelum akhirnya Iriana ditangkap, saat ia mulai mencari korban di antara orang-orang yang dia kenal. Korban terakhirnya mempekerjakannya untuk melakukan perbaikan, dimana kali itu ia memilih untuk menyamar sebagai seorang dekorator. Setelah dia membunuh pensiunan itu sampai mati, tetangganya yang curiga memberikan deskripsi tentang dekorator yang disewa tersebut dan polisi pun akhirnya menangkap Iriana.

Saat diinterogasi, Iriana mengakui motif dari pembunuhan dan perampokan yang dilakukannya adalah untuk membeli vodka, yaitu memenuhi kecanduan alkoholnya. Sebab selama ini suaminya menolak memberikan uang kepadanya, karena takut isterinya itu akan menghabiskan uang yang ia berikan. Kepada polisi ia mengatakan “Saya melakukannya demi uang. Saya hanya ingin menjadi ibu yang normal, tetapi saya sangat ingin minum”. Menurutnya uang tersebut ia gunakan untuk kebutuhan dasar hidupnya karena ia tidak ingin bekerja. Setelah melalui proses pemeriksaan yang lama, Iriana pun mengakui perbuatannya. Ia didakwa dengan 17 dakwaan pembunuhan dan 1 percobaan pembunuhan. Pemeriksaan psikiatri forensik yang dilakukan menunjukkan bahwa Iriana, meskipun ia menunjukkan variasi dalam pikirannya, secara hukum waras. Pada 12 Juni 2012, Iriana Gaidamachuk dijatuhi hukuman 20 tahun penjara. Ada kemarahan di antara kerabat korban, mengetahui bahwa pembunuh keluarga mereka hanya dijatuhi hukuman 20 tahun penjara. Namun hakim mengatakan ia membebaskan iriana selama 5 tahun dari ancaman hukuman maksimal 25 tahunnya, karena ia adalah seorang ibu.

Sumber :
https://murderpedia.org/female.G/g/gaidamachuk-irina.htm
wikimapia.org

Leave a comment